Pangkalan Bun Sejarah
Sejarah Kota Pangkalan Bun erat kaitannya dengan sejarah Kotawaringin Barat mengingat Pangkalan Bun merupakan ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat. Kotawaringin barat dihuni sejak tahun 2500 SM hingga sekarang ini. Dahulunya, Pangkalan Bun bernama Pangkalan Buun. Pangkalan berarti pelabuhan, dan Buun merupakan nama sebuah sungai. Dinamakan demikian karena kota ini merupakan sebuah pelabuhan di tepi Sungai Buun. Sekitar tahun 1841, istana di Kotawaringin Lama ditinggalkan kemudian tempat kedudukan raja Kerajaan Kotawaringin dialihkan ke Pangkalan Bun. Tempat kedudukan raja ini lah yang hingga sekarang disebut dengan nama istana kuning
Wisatakobar.com
Bunderan Pancasila
Merupakan bunderan yang paling populer di Pangkalan Bun. Terletak di simpang lima Jalan Malijo – Jalan Pasir Panjang – Jalan HM. Rafii – Jalan Iskandar – Jalan Pemuda. Dinamakan Bunderan Pancasila karena di tengahnya menjulang tugu dengan patung Garuda Pancasila di puncaknya.
Merupakan bunderan yang paling populer di Pangkalan Bun. Terletak di simpang lima Jalan Malijo – Jalan Pasir Panjang – Jalan HM. Rafii – Jalan Iskandar – Jalan Pemuda. Dinamakan Bunderan Pancasila karena di tengahnya menjulang tugu dengan patung Garuda Pancasila di puncaknya.
Pada sore hari, ke lima trotoar yang mengelilinginya ‘hidup’ dengan kehadiran sejumlah kafe tenda. Mulai dari hidangan utama sampai sekedar makanan ringan tersedia di sana. Mulai dari sate sampai ikan bakar, mulai dari jagung rebus sampai gorengan. Ditambah lagi dengan sudut mainan anak-anak dan asesoris. Rasanya tidak ada warga Pangkalan Bun yang tidak mengenalnya.
Bunderan ini juga merupakan pusat pertemuan warga pada hari-hari besar. Pada malam Tahun Baru rasanya semua warga tumplek blek di situ. Pada malam minggu dan malam senin, kafe-kafenya dipenuhi remaja dan yang mengaku masih remaja. Duduk-duduk sekedar menikmati kentang goreng dan pop ice dengan harga murah meriah.
Bunderan Pangkalan Lima
Terletak di pintu keluar kota menuju Sampit. Lebih besar daripada Bunderan Pancasila tapi kurang populer karena letaknya yang jauh di luar kota. Di tengah bunderan ada tugu yang bisa kita naiki sampai setengah puncaknya. Di bagian luar lantai dasar tugu, terdapat lukisan relief yang menggambarkan perjuangan dan sejarah terbentuknya Kabupaten Kotawaringin Barat.
Bunderan Kalpataru
Bunderan Kalpataru
Dibangun di persimpangan Jalan Diponegoro – Jalan Prakusumayudha – Jalan Ciwaringin, sebagai simbol keberhasilan Pangkalan Bun meraih piala Adipura selama empat tahun berturut-turut (tahun 2007 – tahun 2010).
Soto manggala
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Soto Manggala adalah soto khas Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.. Soto ini terbuat dari bahan singkong atau ketela. Soto ini dinamakan soto manggala karena rakyat Pangkalan Bun menyebut singkong dengan nama manggala. Cara memakan soto ini juga berbeda, soto ini tidak dimakan dengan nasi, melainkan dengan singkong. Dan daging yang digunakan dalam soto ini juga berbeda, mereka menggunakan kaki ayam. Karena saking uniknya, makanan ini juga sempat mendapatkan rekor MURI pada tahun 2009 sebanyak 8.000 mangkuk soto manggala berjajar sepanjang 2 km.
Bumbu soto ini berupa bawang putih, merica, dan garam yang dihaluskan. Potongan kaki ayam dan bumbu soto dicampurkan ke dalam rebusan singkong yang telah dipotong-potong dan direbus hingga setengah matang. Soto ini dihidangkan dengan seledri dan bawang goreng seperlunya.
Taman Nasional Tanjung Puting
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING | |
---|---|
Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan
| |
LETAK | Kalimantan, Indonesia |
KOTA TERDEKAT | Pangkalan Bun |
KOORDINAT | 2°56′07″LS 112°02′25″BTKoordinat: 2°56′07″LS 112°02′25″BT |
LUAS | 3,550 km2 (1,370 sq mi) [1] |
DIDIRIKAN | 1982 |
PENGUNJUNG | 2,046(tahun 2007[2]) |
PIHAK PENGELOLA | Menteri Kehutanan |
Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah.
Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belandapada tahun 1937. Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1996 tanggal 25 Oktober 1996, Tanjung Puting ditunjuk sebagai Taman Nasional dengan luas seluruhnya 415.040 ha.[3]
Secara geografis taman nasional ini terletak antara 2°35'-3°20' LS dan 111°50'-112°15' BT meliputi wilayah Kecamatan Kumaidi Kotawaringin Barat dan kecamatan-kecamatan Hanau serta Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan.
Taman Nasional Tanjung Puting dikelola oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puting, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar